Pengertian Ikatan Kimia
Sebagian besar unsur-unsur yang ada di alam tidak terdapat
dalam keadaan bebas (kecuali golongan gas mulia) melainkan berikatan dengan
unsur lain membentuk senyawa diatomik maupun poliatomik. Misalnya logam Natrium
tidak ditemukan di alam bebas kecuali dalam bentuk persenyawaan seperti NaCl
dalam air laut, Lithium dalam mineral Spodumen LiAl(SiO3)2,
Magnesium dalam mineral Dolomit MgCa(CO3)2 dan masih
banyak lagi yang lain.
Atom-atom unsur cenderung untuk saling berikatan membentuk konfigurasi stabil seperti halnya konfigurasi gas mulia yaitu 2 elektron (Helium) dan 8 elektron pada kulit terluar. Kecenderungan atom-atom unsur menyerupai konfigurasi gas mulia menjadi salah satu alasan atom unsur untuk berikatan dengan atom unsur lain/sejenis sehingga menyebabkan terjadinya gaya tarik antar atom yang saling berikatan. Gaya tarik yang mengikat atom-atom inilah yang kita sebut sebaga ikatan kimia.
Atom-atom unsur cenderung untuk saling berikatan membentuk konfigurasi stabil seperti halnya konfigurasi gas mulia yaitu 2 elektron (Helium) dan 8 elektron pada kulit terluar. Kecenderungan atom-atom unsur menyerupai konfigurasi gas mulia menjadi salah satu alasan atom unsur untuk berikatan dengan atom unsur lain/sejenis sehingga menyebabkan terjadinya gaya tarik antar atom yang saling berikatan. Gaya tarik yang mengikat atom-atom inilah yang kita sebut sebaga ikatan kimia.
Gilbert Newton Lewis (1875 – 1946) dan Albrecht Kosel dari
Jerman (1853 – 1972) menerangkan tentang konsep ikatan kimia yaitu sebagai
berikut:
- Unsur-unsur gas mulia (golongan VIIIA/18) sukar membentuk senyawa karena konfigurasi elektronnya memiliki susunan elektron yang stabil
- Setiap unsur berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti yang dimiliki oleh unsur gas mulia, yaitu dengan cara melepaskan elektron atau menangkap elektron
- Kecenderungan atom-atom unsur untuk memiliki delapan elektron di kulit terluar disebut kaidah oktet.
Jenis-Jenis Ikatan Kimia
Ikatan kimia antar atom unsur tergantung dari jumlah
elektron valensi dari atom-atom yang berikatan membentuk molekul unsur maupun
senyawa. Jika atom unsur yang berikatan adalah sama, maka disebut molekul
unsur, sebaliknya jika atom unsur yang berikatan berbeda, maka disebut molekul
senyawa.
Pembentukan molekul unsur dan senyawa dapat terjadi dengan cara transfer elektron maupun pemakaian bersama pasangan elektron pada kulit terluar. Jenis dan kekuatan ikatan yang terjadi antar atom tersebut menentukan karakteristik dan sifat molekul yang terbentuk.
Pembentukan molekul unsur dan senyawa dapat terjadi dengan cara transfer elektron maupun pemakaian bersama pasangan elektron pada kulit terluar. Jenis dan kekuatan ikatan yang terjadi antar atom tersebut menentukan karakteristik dan sifat molekul yang terbentuk.
Ikatan Ion (Elektrovalen)
Ikatan ion merupakan ikatan yang terbentuk akibat dari serah
terima (transfer) elektron antar atom-antom yang berikatan. Atom yang
memberikan / menyerahkan elektron membentuk ion positif, sedangkan atom yang
menerima elektron membentuk ion negatif. Muatan yang saling berlawanan
menyebabkan terjadinya daya tarik-menarik antar ion-ion tersebut sehingga
terbentuklah ikatan yang disebut dengan ikatan ion.
Contoh ikatan ion adalah Natrium Klorida NaCl atau disebut
juga garam dapur. NaCl tersusun atas ion Natrium Na+ dan ion klor Cl-
yang saling tarik-menarik secara elektrostatik. Ikatan ion pada NaCl terbentuk
dengan cara atom Na menyerahkan 1 elektron terluar ke atom Cl sehingga
membentuk ion Na+ dan Cl- dengan konfigurasi stabil
seperti halnya gas mulia.
11Na = 2 8 1, melepas 1 elektron pada kulit terluar sehingga menjadi Na+ = 2 8
17Cl = 2 8 7, menerima 1 elektron pada kulit terluar dari Na sehingga menjadi Cl- = 2 8 8
Muatan elektron yang saling berlawan menyebabkan daya tarik antar ion Na+ dan Cl- sehingga membentuk senyawa NaCl
11Na = 2 8 1, melepas 1 elektron pada kulit terluar sehingga menjadi Na+ = 2 8
17Cl = 2 8 7, menerima 1 elektron pada kulit terluar dari Na sehingga menjadi Cl- = 2 8 8
Muatan elektron yang saling berlawan menyebabkan daya tarik antar ion Na+ dan Cl- sehingga membentuk senyawa NaCl
Senyawa Ion
Ikatan ion hanya dapat terbentuk apabila unsur-unsur yang
berikatan mempunyai perbedaan daya tarik elektron (keeelektronegatifan) cukup
besar. Perbedaan keelektronegatifan yang besar ini memungkinkan terjadinya
serahterima elektron. Sifat-Sifat senyawa ion adalah:
- Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
- Memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi
- Penghantar listrik yang baik dalam larutan, lelehan, dan leburannya
- Umumnya mudah larut dalam air
Contoh Senyawa Ion
Senyawa ion dapat terbentuk dari ikatan antara unsur-unsur
logam dengan non logam. Beberapa contoh senyawa hasil dari pembentukan ikatan
ion adalah sebagai berikut:
- NaCl : Natrium Klorida / garam dapur
- Na2S : Natrium Sulfida
- KCl : Kalium Klorida / silvit
- CaBr2 : Kalsium Bromida
- MgBr2 : Magnesium Bromida
- AlCl3 : Aluminium Klorida
- Al2O3 : Aluminium Oksida / Alumina / Korundum
Ikatan Kovalen
Gas-gas yang kita temukan di
alam, seperti hidrogen, nitrogen, oksigen, berada dalam bentuk molekulnya: H2,
N2, dan O2. Mengapa demikian? Sebagai atom tunggal,
unsur-unsur ini sangat reaktif, sehingga membentuk molekul untuk mencapai
konfigurasi elektron yang stabil. Contohnya adalah molekul hidrogen (H2).
Atom H hanya mempunyai 1 e-, perlu tambahan 1 e- agar menjadi seperti He. Jika
2 atom H berdekatan, keduanya dapat menggunakan 2 e- yang ada secara bersama,
sehingga masing-masing atom H menjadi seperti He. 2 e- tersebut menarik kedua
atom H untuk berikatan menjadi molekul H2. Ikatan yang terbentuk
adalah ikatan kovalen. Pada ikatan kovalen terjadi pemakaian bersama pasangan
elektron dari atom-atom yang berikatan. Pada ikatan kovalen, atom-atom yang
berikatan memungkinkan untuk mencapai konfigurasi stabil (aturan duplet maupun
oktet) seperti halnya konfigurasi gas mulia. Ikatan kovalen biasa disebut juga
ikatan molekuler.
Ikatan Kovalen Koordinasi
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa masing-masing atom yang berikatan
menyubangkan elektron valensinya untuk digunakan secara bersama-sama membentuk
konfigurasi stabil. Jika pasangan elektron yang digunakan bersama hanya berasal
dari salah satu atom saja, maka ikatan yang terbentuk disebut dengan ikatan
kovalen koordinasi. Pasangan elektron ikatan kovalen koordinasi ditunjukkan
dengan tanda panah --->.
Konfigurasi atom N pada NH3 sudah stabil yaitu
mengikuti aturan oktet, dan mempunyai sepasang elektron bebas. Sedangkan atom B
dalam senyawa BF3 sudah memasangkan semua elektron valensinya, namun
belum mengikuti konfigurasi oktet (kurang 2 elektron), sehingga pasangan
elektron bebas dari atom N dapat digunakan secara bersama dengan atom B dari BF3.
Ikatan Kovalen Polar dan Non Polar
Suatu senyawa terbentuk melalui
berbagai jenis ikatan yaitu ikatan ion, ikatan kovalen polar, atau kovalen
nonpolar. Hal ini ditentukan oleh selisih harga keelektronegatifan antar atom
unsur yang berikatan. Atom dengan keelektronegatifan yang sama atau hampir sama
membentuk ikatan kovalen nonpolar. Molekul-molekul organik, seperti ikatan
antar atom C - C dan ikatan antar atom C - H adalah jenis ikatan nonpolar.
Contoh lainnya adalah senyawa diatomik seperti pada molekul Cl2, Br2,
I2, F2, H2. Senyawa kovalen seperti HCl, CO, H2O,
CH3OH, salah satu atomnya mempunyai keelektronegatifan yang lebih
besar daripada yang lainnya. Akibatnya, ikatan yang terbentuk memiliki
distribusi rapat elektron yang tidak merata. Ikatan ini disebut dengan ikatan
kovalen polar.
Sifat-Sifat Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen mempunyai
struktur molekul yang beragam mulai dari molekul sederhana seperti metana CH4,
air H2O, maupun struktur molekul raksasa seperti karbon dalam intan.
Struktur molekul yang beragam membuat senyawa kovalen mempunyai titik didih
yang bervariasi tergantung struktur molekul senyawa tersebut. Misalnya molekul
kovalen sederhana seperti metana CH4 yang memiliki titik didih pada
suhu -161oC, gas klor Cl2 pada suhu -35oC, air
H2O pada suhu 100oC. Titik didih molekul kovalen raksasa
seperti karbon pada intan 4830oC, silika SiO2 2230oC.
Senyawa dengan struktur molekul raksasa tidak larut dalam air dan tidak
menghantarkan listrik kecuali grafit, yaitu karbon pada batu baterai dan isi
pensil.
Contoh senyawa kovalen
Senyawa kovalen dapat terbentuk dari ikatan antara non logam
dan non logam, seperti contoh berikut ini:
- CH4 : Metana
- CO2 : Karbon Dioksida
- CO : Karbon Monoksida
- HCl : Asam Klorida
- H2O : Air
- Senyawa asam dan basa
- Senyawa karbon
Perbedaan senyawa ion dan senyawa kovalen
Perbedaan senyawa ion dan senyawa kovalen:
Senyawa ion
- Titik didih tinggi
- Dapat menghantarkan daya listrik pada lelehan
- Umumnya larut dalam pelarut polar misalnya air
- Umumnya tidak larut dalam pelarut nonpolar
Senyawa kovalen
- Titik didih rendah
- Tidak dapat menghantarkan daya listrik pada lelehan
- Umumnya tidak larut dalam pelarut polar misalnya air
- Umumnya larut dalam pelarut nonpolar
Ikatan Logam
Ikatan logam adalah salah satu ikatan kimia yang terjadi
akibat gaya tarik elektrostatik antara elektron (awan elektron) dan ion logam
bermuatan positif (kation) pada masing-masing atom.
Logam membentuk struktur raksasa di mana elektron di kulit terluar atom bebas bergerak. Ikatan logam sangat kuat, sehingga logam dapat mempertahankan struktur yang teratur dan biasanya memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi.
Logam membentuk struktur raksasa di mana elektron di kulit terluar atom bebas bergerak. Ikatan logam sangat kuat, sehingga logam dapat mempertahankan struktur yang teratur dan biasanya memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar